Sunday, October 19, 2014

Megawati kurang empati, SBY legowo terima kritikan




MatahatiCorp Independent News





Megawati kurang empati, SBY legowo terima kritikan




Politisi Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsudin menyesalkan sikap Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri yang tak menghadiri peresmian Museum Kepresidenan, di Istana Bogor, Jawa Barat.


Seharusnya, momen peresmiaan museum itu dijadikan semangat untuk melakukan rekonsiliasi. “Megawati kurang empati pada semangat rekonsiliasi,” kata Didi, Minggu (19/10).


Dia mengatakan, momen rekonsiliasi yang seyogyanya bisa terjadi pada saat peresmian museum Kepresidenan RI di Istana Bogor telah dilewatkan begitu saja oleh Megawati dengan tidak hadir pada momen bersejarah tersebut.


“Sangat disayangkan. Padahal inilah momentum yang sangat baik, apalagi menjelang hari H peralihan pemerintahan,” kata dia.


Didik pun berterima kasih kepada Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo, Prabowo Subianto dan para elit lain yang terus membangun komunikasi politik dan semangat persaudaraan. “Demi terwujudnya jalan lapang rekonsiliasi,” pungkas Didi.


Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, menyatakan bahwa kepercayaan masyarakat yang telah diberikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama 10 tahun terakhir memimpin Indonesia memiliki peran sangat besar. Karena selama periode itu, Indonesia mencapai kemajuan yang cukup membanggakan.


“Meskipun mengalami hujatan dan kritikan dari berbagai pihak, SBY tetap mampu membuktikan kinerja yang baik selama 10 tahun ini,” kata Ibas di sela memimpin acara jalan santai bertajuk “Terimakasih SBY 10 Tahun Memajukan Indonesia” di sepanjang jalur car free day di Jakarta, Minggu 19 Oktober 2014.


Menurut Ibas, sebagai kepala negara yang menjabat selama dua periode di Indonesia, SBY senantiasa bersikap tenang dan bersahaja. Namun, sumbangsih SBY dalam pemerintahan tak diragukan lagi. Fakta berbicara bahwa Indonesia menjadi negara yang semakin memiliki peran dan dihargai oleh dunia dalam 10 tahun belakangan ini.


“Harapannya, apa yang sudah dikelola dengan bagus ini di pemerintahan selanjutnya bisa diteruskan. Negara kita sudah dihargai oleh dunia internasional. Pak SBY ingin melihat Indonesia ke depan semakin dihargai,” kata Ibas.


Masyarakat Indonesia, ia melanjutkan, semestinya tidak terlalu cepat merasa puas dengan kemajuan yang tercapai selama 10 tahun terakhir. Sebab, masih banyak peluang dan tantangan yang harus dihadapi untuk Indonesia yang lebih sejahtera lagi di masa mendatang.


“Pak SBY menginginkan pertumbuhan ekonomi yang sudah tinggi saat ini bisa menjadi tambah tinggi lagi ke depan nanti,” kata Ibas.


Partai Demokrat, ia menambahkan, harus mengapresiasi dukungan rakyat kepada pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu jilid I dan II sehingga mampu memberikan kinerja yang baik dan meninggalkan prestasi yang cukup baik.


“Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat. Ini merupakan perpisahan yang indah bagi pemerintahan SBY,” kata Ibas.


Sementara itu, Koordinator Gerakan Indonesia Bersatu (GIB), Adhie M. Massardi, mengatakan bahwa selama kepemimpinan SBY selama 2004-2014 ini, ada kader-kader Demokrat yang dimasukkan ke dalam Kabinet Indonesia Bersatu dan parlemen. Tapi, ada juga kader-kader partai Demokrat yang terjegal korupsi.


“Selain membawa ke Istana, SBY juga membawa teman-temannya ke KPK. Ada Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, dan Angelina Sondakh. Begitu pula dengan Jero Wacik,” kata Adhie di Jakarta, Sabtu 18 Oktober 2014.


Selain itu, para pemimpin daerah pun juga ada yang terseret kasus korupsi.


Adhie pun menilai, SBY harus mempertanggungjawabkannya secara hukum dan moral. “Demoralisasi bukan hanya karena faktor demokrasi yang menjadi liberal, tapi juga kepemimpinan. Ini jadi hal yang paling penting,” kata dia.


Menurut Adhie, SBY hanya menelurkan sedikit perubahan. Hanya ada dua perubahan yang dilakukan selama rezim SBY. “Perpindahan minyak ke gas dan perdamaian Aceh,” kata dia.


(jp/vv/kp)





Megawati kurang empati, SBY legowo terima kritikan

Gugun Riady








No comments:

Post a Comment